Selasa, 22 November 2011

Siapa Memberi Akan Menerima

Jalanan sepi. Langit sudah gelap sejak Julia keluar dari rumahnya tadi. Hujan turun tidak deras tetapi padat. Ia menyesal karena menolak tawaran Sony, anak mereka, untuk mengantar menjemput suaminya di rumah sakit.

Sekarang mobil mahalnya terhenti di tengah jalan. Dia sudah berusaha menelepon tetapi belum satu panggilan pun tersambung. Jadi dia hanya bisa menunggu.

Kemudian kaca mobilnya diketuk. Ia kaget. Seorang laki-laki berwajah kusut di luar sana. Wajahnya terkena tetes-tetes hujan, bertanya, “Ada masalah? Saya Brian Anderson. Ada yang bisa saya bantu?”

Julia ragu-ragu. Orang baik atau jahatkah dia? Tanpa menunggu Julia menjawab, laki-laki itu berlalu, memperhatikan apa yang salah pada mobil mogok itu. Julia masih di dalam mobil. Laki-laki itu kembali ke kaca jendelanya.

“Bannya kempes. Saya bisa bantu ganti. Ada ban serep?”

Akhirnya Julia mengangguk. Ia membuka bagasi mobil secara otomatis. Laki-laki itu bekerja dalam hujan, membongkar dan memasang ban mobil. Sementara Julia tetap di dalam mobil.

Tak lama selesailah. Laki-laki itu meminta Julia menyalakan mesin, dan berhasil. Tangan dan jas hujannya tampak kotor.

“Terima kasih. Berapa saya harus bayar?” tanya Julia sambil membuka kaca jendela. Laki-laki itu berjalan ke arah mobil tuanya yang sudah payah.

“Tidak usah, Bu. Saya pas bisa bantu, itu saja. Kalau mau memberi, berikan kepada orang yang tampaknya perlu,” jawab laki-laki itu.

Julia menyesal telah menaruh syak wasangka kepada si penolong tersebut.

Lalu suaminya mengirim pesan pendek, minta dibawakan kopi panas. Pada sisi jalan dia melihat sebuah restoran kecil. Julia parkir dan memesan kopi panas untuk suaminya dan cokelat hangat untuk dirinya.

Seorang pelayan perempuan tersenyum manis ketika mengantar pesanan dan bon. Perutnya buncit, tampaknya sedang hamil delapan bulan. Wajahnya letih, tetapi mata dan bibirnya tersenyum. Tiba-tiba Julia ingat laki-laki yang menolongnya tadi. Ia menyerahkan uang 100 dolar, lalu perempuan hamil itu memintanya menunggu sementara dia ke kasir.

Saat kembali, tempat duduk Julia sudah kosong. Dia berlari ke luar restoran untuk mengejar, tetapi mobilnya pun sudah tidak kelihatan. Perempuan hamil itu kembali ke tempat duduk untuk membersihkan meja, dan mendapati 400 dolar tergeletak di bawah tisu, dengan tulisan, ”Untukmu. Kau pasti membutuhkannya.”

Malam itu sang calon ibu muda pulang dengan perasaan berbeda. Bagaimana Ibu itu tahu bahwa aku dan suamiku membutuhkan uang ini, bisiknya tak habis pikir.

Sampai di rumah, dia mendapati suaminya jatuh tertidur di sofa, menunggunya. Perempuan itu berjalan mendekat, mencium suaminya, berbisik, “Jangan khawatir, Brian Anderson. Kita punya uang sekarang. Semuanya akan baik-baik saja.”

Pepatah tua berkata, siapa memberi, kepadanya akan diberi.

Dari satu sumber

19 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar