Selasa, 22 November 2011

Anak

Seorang ibu bercerita tentang anaknya si enam tahun. Dia menjemput si anak di sekolah, dan di mobil, sambil menyetir teman saya bertanya, ”Gimana sekolah hari ini, sayang?” Si enam tahun tidak menjawab. Si ibu melirik ke arah anaknya sekilas, bertanya sekali lagi, dan anaknya masih tidak menjawab. ”Oh, anak Ibu sedang mogok bicara, ya?” goda sang ibu. ”Bukan, Bu,” jawab si enam tahun, ”Ibu kan bilang anak-anak tidak boleh ngajak bicara orang yang sedang menyetir.”

Anak berpikir polos. Namun gagasan yang muncul dari pikirannya terkadang menakjubkan. Kita akan selalu menarik pelajaran dari percakapan dengan seorang anak. Seperti satu kutipan cerita yang menarik ini.

Satu hari seorang ayah muda, Rudy, mengajak Andre anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun untuk berlibur. Mereka tinggal di kota besar, karena itu sang ayah ingin memperlihatkan kepada anaknya tentang kehidupan yang berbeda di desa. Di sana mereka tinggal beberapa hari di rumah satu keluarga sederhana dengan fasilitas seadanya.

Dalam perjalanan pulang si ayah bertanya kepada si anak, ”Bagaimana menurutmu liburan kita, Ndre?”

”Asyik, Yah,” jawab si anak gembira.

”Oya? Gimana asyiknya? Coba ceritakan kepada Ayah,” tanggap Rudy dengan antusias.

”Kita punya satu ekor anjing, mereka punya empat. Kita punya kolam renang di tengah rumah, mereka punya sungai yang panjaang sekali di belakang rumah. Kita punya lampu-lampu hias untuk menerangi taman waktu malam, mereka punya bintang-bintang yang banyak sekali di langit. Teras rumah kita dibatasi pagar, halaman rumah mereka luas sampai-sampai tak muat untuk dipagari. Kita punya dua pembantu di rumah untuk membantu kita, mereka punya banyak teman dan tetangga yang mau membantu kapan saja. Kita harus beli makanan untuk makan kita sehari-hari, mereka tinggal mengambil sendiri di kebun. Rumah kita punya pintu gerbang untuk melindungi kita dari orang-orang jahat, mereka punya satu desa untuk saling menjaga.”

Mendengar penjelasan Andre, Rudy terdiam.

Kemudian Andre berkata lagi dengan riang,” Terimakasih mengajak aku liburan di desa, Yah. Aku jadi tahu betapa miskinnya kita dan betapa kayanya mereka.”

7 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar