Selasa, 22 November 2011

Manna: Padi dari Surga

Sejarah purba mencatat bahwa bangsa Israel pernah dijajah oleh bangsa Mesir selama 430 tahun. Satu kurun waktu yang panjang. Dan ketika Musa memimpin bangsa itu keluar dari tanah Mesir, jumlah mereka sekitar 600 ribu orang belum termasuk anak-anak.

Mereka akan menempuh perjalanan menuju tanah baru yang disebut tanah perjanjian. Jarak dari Mesir menuju tempat itu seyogyanya dapat ditempuh selama dua minggu dengan berjalan kaki. Tetapi pada kenyataannya mereka memerlukan waktu 40 tahun untuk tiba ke tempat tujuan.

Yang menjadi pertanyaan di sini adalah bagaimana mereka makan selama masa pengembaraan yang panjang itu? Mereka tidak mengolah tanah, tidak menanam benih.

Kitab suci mencatat mereka makan makanan yang disebut manna, setiap hari. Manna secara ajaib turun seperti hujan gerimis halus pada waktu malam menjelang subuh. Tampilannya serupa embun beku dan turun bersama embun. Warnanya putih, manna mempunyai rasa enak dan bergizi. Karena bentuknya seperti benih, manna harus terlebih dulu diolah, baru kemudian dibuat menjadi berjenis makanan.

Para arkeolog berspekulasi tentang makanan yang unik ini. Bagaimana pun mereka perlu mencari bukti-bukti sejarah di sini. Karena bentuknya mirip biji ketumbar, mereka memperkirakan manna berasal dari tumbuhan yang tumbuh pada masa purba di wilayah Mediterania. Nama tumbuhan sejenis itu adalah tamarisk.

Mereka meneliti tentang kemungkinan pepohonan tamarisk tumbuh di sepanjang rute perjalanan orang Israel. Tanaman ini unik. Ia meneteskan cairan manis dari ranting-ranting pohon yang berjatuhan ke tanah. Cairan itu harus dikumpulkan pada malam hari karena saat pagi matahari terbit, cairan itu segera menghilang karena menguap kecuali ia terlindungi dari sinar.

Tetapi tanaman ini tidak berbuah sepanjang tahun. Pepohonan ini hanya memproduksi buahnya pada periode yang singkat tiap tahun. Jadi, tanaman ini tidak dapat diandalkan menjadi persediaan makanan orang Israel selama pengembaraan menuju tanah perjanjian.
Manna adalah misteri Ilahi. Karena keajaibannya, beberapa menyebut manna sebagai ”gandum dari langit” atau ”roti dari surga” atau ”roti malaikat”. Kalau saja manna turun di bumi Indonesia, mungkin akan disebut ”padi dari surga”.

(Dari berbagai sumber)

7 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar