Sabtu, 16 Mei 2009

Uang: Urgent!

Tidak banyak orang yang melihat dengan matanya sendiri
dan merasakan dengan hatinya sendiri.
-Albert Einstein (1879-1955)

Strategies for Financial Breakthrough
Wawasan Baru untuk Memenangi Problem Keuangan
Oleh Eugene Strite
Penerbit GOlite resources 2008
192 hal + xvii

Pada suatu Minggu pagi yang cerah saya dan seorang teman mendengarkan kotbah pendeta Poltak JB Sibarani, yang dia juduli: 6 Manfaat Merenungkan Firman Allah setiap hari. Judul yang sederhana. Juga penjelasannya ringan-tegas.

Manfaat pertama: apa saja yang diperbuatnya (orang yang merenungkan Firman Allah setiap hari) berhasil (ibarat pohon akan menghasilkan buah pada musimnya). Sesederhana itu, Pendeta? Ya. Bagaimana kalau belum berhasil? Apa Anda sudah melakukan sesuatu? Sudah, Pendeta. Yang Anda lakukan menyenangkan Tuhan? Absolut, Pendeta. Hm, kalau begitu ini belum musimnya. Bersabar sedikit lagi ya. Ehm, bagaimana kalau tidak berhasil juga, Pendeta? Anda percaya kepada Tuhan yang memberi janji? Sudahkah Anda mengenal Dia dengan merenungkan Firman Allah setiap hari? Ampun, Pendeta….

Sebuah hubungan sebab-akibat yang tak terbantahkan. Manfaat kedua, yaitu ….

Seorang teman baik saya lemas karena ratusan juta uangnya amblas ditelan Indeks Saham dalam jangka tiga hari. Teman saya yang lain tertekan melihat industri di tanah air melemah, perusahaan-perusahaan ditutup, ribuan karyawan segera dirumahkan, perdagangan lesu. Saya yang kurang sensitif menambah kekhawatiran mereka dengan berkatan bahwa masalah seperti itu sedang terjadi di mana-mana, lalu berbagi cerita bos Amerika saya yang mengatakan bahwa perpustakaan terbesar di Pennsylvania pun tutup gara-gara tak tahan membayar operasional. Bahkan dua puluh lima ribu orang sudah di-PHK di Negara bagian itu. Wajah mereka menekuk kian suram.

Catatan kesaksian
Lalu, apa ada kaitan kotbah dengan buku Strategies for Financial Breakthrough (SFB), Wawasan baru untuk memenangi problem keuangan? Sangat bertautan karena buku yang ditulis Eugene Strite ini sangat kental rasa ketermilikan pengarangnya. Bisa dibilang SFB adalah kesaksian pribadi Eugene. Ia meringkus puluhan tahun pengalamannya bergumul dengan Kitab Suci dan keuangan keluarganya dalam halaman-halaman SFB.

Di sisi lain SFB seperti buku panduan pakar keuangan, Safir Senduk misalnya. Bukunya terjual ratusan ribu kopi karena hal praktis yang ia paparkan. Ia yang berkata bahwa orang yang bekerja dengan pola 9-5 pun dapat menjadi kaya. Seperti Safir, Eugene mengharamkan kegiatan menggali lubang-hutang. Kegiatan ini akan mengalihkan fokus seseorang ke masalah pribadinya dan bukan ke hal-hal yang mulia.

Di FSB hutang disimbolkan sebagai rubah-rubah kecil. Zaman dulu rubah hidup di daerah berbatu-batu, tempat biasanya anggur ditanam. Kebun anggur adalah simbol hubungan kasih yang intim (dari Allah dan manusia). Rubah menyerang buah dan akar kebun-kebun anggur karena ia menggali liang dan membongkar tanah.

Mungkin perbedaannya mereka adalah bahwa Safir hadir dengan teori-teori ekonomi praktis yang dipahami dunia. Sedangkan Eugene, mendasarkan seluruhnya pada prinsip ekonomi Kerajaan. Di SFB Eugene mengajak pembaca untuk membangun piramida alami (mandiri secara ekonomi) dan piramid rohani (memberkati orang lain atau membantu misi penginjilan).
Buku ini ditulis dengan amat jelas sehingga memungkinkan pembaca tak perlu melakukan analisa ekonomi tertentu. Menarik karena penulis menggambarkan perumpamaan talenta di Matius 25 sebagai uang. Bila Anda seorang pelukis, bisa saja Anda menggambarkan talenta sebagai bakat melukis atau penulis, bakat menulis. Sah-sah saja, bukan? Ada banyak jalan ke Roma.

Man of Experience vs Man of Argument
Saya melihat Eugene di satu Sabtu petang di satu gereja yang menerbitkan SFB. Ia orang biasa, seperti kita-kita inilah. Mengaku hanya lulus SMA, lahir dan besar di keluarga petani dan berpikir akan berakhir menjadi petani pula. Ia tak pernah menduga Tuhan membawanya dari kesempatan ke kesempatan lain, sampai kini ia pendiri World Harverst Outreach of Chambersburg, Pennsylvania, yang dikenal di Amerika dan luar Amerika. Ia dijuluki a man of experience daripada a man of argument. Ia memimpin organisasi yang tumbuh besar karena secara tekun mengilhami dan menghidupi “ekonomi Kerajaan”. Gerakannya ini telah mengutus banyak misi ke seluruh dunia untuk mengabarkan Injil dan menjadi berkat.

Eugene mengajak pembaca untuk melongok ke hatinya sendiri. Ia mengutip apa yang dikatakan Tuhan Yesus bahwa berkata tak seorang pun mampu mengabdi ke dua tuan. Tidak ada wilayah netral dalam hal ini. Kita pasti ‘mencintai’tuan yang satu dan ‘membenci’ tuan yang lain. Titik. Bahwa berurusan dengan Tuhan tidak ada kaitannya dengan memberi persepuluhan, mengajar di sekolah minggu, berpuasa, kalau semua itu tidak diawali dari hati.

Lalu masalah ‘attitude’. Pembaca akan dibawa untuk bersikap memahami prinsip ekonomi Kerajaan, yaitu menabur untuk menuai lebih banyak. Prinsip ini bertentangan dengan apa yang ditawarkan dunia. Eugene berbagi kisah satu gereja yang 60% jemaatnya pengangguran dan diliputi kemiskinan. Kembali ke masalah hati, bahwa kemiskinan terjadi bukan hanya karena kurang uang tapi juga kesempatan dan miskin pemahaman. Tidak diceritakan prosesnya tapi di akhir bab gereja ini tiba pada kehidupan yang lebih layak dan mampu memberkati komunitas lain.

Eugene menggambarkan Tuhan sebagai partner manusia dalam mengembangkan ekonomi Kerajaan. Tuhan memberkati setiap benih yang ditabur dan manusialah yang harus mau menabur, bukan Tuhan. Tentang kekayaan dan kesejahteraan, Eugene mengaitkan soal persepuluhan, yang adalah sepuluh persen dari seluruh pendapatan. Zaman dahulu orang-orang yang tidak mengenal Allah memberi persepuluhan karena takut dewa-dewa akan marah. Di sini disebutkan kita memberi persepuluhan sebagai penghormatan kepada Allah dan mengakuinya sebagai sumber segala berkat (Kembali lagi ke masalah hati, Anda tidak bisa memberi persepuluhan dengan terpaksa dan bermuram durja).

Begitu seriusnya hal perpuluhan sampai Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk mempersembahkan seekor domba, lengkap dengan bagian lemak yang disukai Tuhan (hal 101) untuk setiap keledai sulung yang dilahirkan induk keledai. Kalau tidak, Tuhan memberi perintah agar batang leher keledai itu dipatahkan (hal 111). (Bisakah Anda bayangkan bila Anda tidak memberi persepuluhan, Allah mematahkan batang leher… keledai Anda?). Hormatilah Allah dengan memberi persepuluhan. Mungkinkan Dia memberkati kita dengan memberi persembahan (hal 103).

Eugene yang telah bergumul dengan masalah keuangan selama puluhan tahun mengungkap bahwa uang memiliki jiwa. Ia berperan kuat, mengarahkan, mengendalikan, menghancurkan, bahkan menutup mata-hati manusia menjadi buta sehingga ia tidak bisa melihat karunia Tuhan.
Saya jadi ingat lagu di sekolah minggu dulu: Apa yang dicari orang? Uang. Apa yang dicari orang pagi, siang, sore, petang? Uang, uang, uang. Lagu yang aneh kalau saya pikir sekarang. Kenapa anak kecil diyakinkan sejak dini kebiasaan orang dewasa dari masa ke masa? Lalu di sekolah ketemu peribahasa: Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Aduh, kasihan si abang jadi korban. Jadi jika Anda membaca SFB dengan mata dan hati sekaligus, buku ini bukan lagi satu strategi tetapi sebuah kebenaran.

Ita Siregar, November 2008

1 komentar: